agresi China ke Taiwan

www.mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Anggota parlemen Eropa secara eksklusif mengatakan akan mendukung resolusi untuk atasi agresi China ke Taiwan. Karena agresi militer China ke Taiwan adalah satu tindakan proaktif, maka ini yang membuat hubungannya dengan Uni Eropa menjadi terdampak.

Melihat suatu fakta kalau Uni Eropa dan Taiwan adalah partner yang satu pemikiran, terkhusus karena memiliki nilai yang sama, yaitu “Perdamaian, Demokrasi, HAM, dan Rule of Law”, maka resolusi kebijakan juga dianggap jauh lebih mudah untuk disusun bersama.

Dari 424 anggota parlemen, hanya 14 yang menolak untuk menyusun kebijakan agresi ke China, 46 sisanya abstain, dan sisanya setuju untuk membahas kebijakan ini. Sehingga dari sini bisa disepakati kalau pihak Uni Eropa kini sudah setuju dengan kebijakan AS.

Yang paling ditekankan dalam resolusi ini adalah ketika intimidasi militer China ke Taiwan pada 4 dan 10 Agustus. Selain itu, China juga melakukan blokade di sisi udara dan laut Taiwan, serta melakukan serangan siber ke kepulauan itu, dan ini yang dijadikan perdebatan.

Taiwan Mulai Melawan dengan Mengkritik Hubungan Rusia dan China yang Membahayakan Perdamaian Internasional

Taiwan pada hari Jumat (16 September) dengan jelas membahas tentang hubungan Rusia dan China. Pihak Taiwan mengatakan kalau ini adalah ancaman untuk perdamaian global. Di segi perdamaian global ini juga yang bisa menjadi perlanjutan sisi otoriter global.

Sebelumnya presiden Rusia, Vladimir Putin bertemu dengan pihak China, Xi Jin Ping, untuk pertama kali sejak konflik Ukraina dimulai. Pertemuan ini berlangsung di Uzbekistan, dan Xi Jin Ping bersama Putin mengatakan kalau ingin memegang peran global power.

Putin juga secara tidak langsung mengatakan kalau akan ada dukungan Rusia untuk China dalam isu teritori bersama Taiwan. Kedua pemimpin otoriter ini kemudian yang menjadi satu ketakutan tersendiri untuk Taiwan, karena dianggap bisa menjadi ancaman regional.

Tensi di Taiwan juga menyeruak ke level tertinggi selama 1 dekade ini, terkhusus karena China yang memberikan respon penuh tekanan ke Taipei. Sejauh ini, China telah mengirimkan misil, jet perang, dan kapal perang ke Taiwan sebagai persiapan untuk invasi ke pulau itu.

Sementara itu, dukungan dari Rusia tentu saja yang akan menjadi suatu ancaman ke pihak Taiwan. Di sisi lain, Eropa juga sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan Rusia. Dan mungkin ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Uni Eropa bergabung di sini.

Perwakilan Taiwan kini telah mengirimkan ucapan terima kasih juga ke parlemen Uni Eropa pada hari Jumat semalam setelah mengadopsi resolusi agresi China ke Taiwan. Salah satu ofisial mengatakan, “ini adalah langkah mendukung hubungan Taiwan-Uni Eropa,”

Di akhir pernyataan itu, menteri luar negeri Taiwan mengatakan kalau negara ini ada di urutan terdepan untuk mengamankan demokrasi di dunia. Sang menteri juga mengajak komunitas internasional untuk secara bersama melawan rezim komunis dan otoriter China.

Komite Senat AS Sepakat untuk Kebijakan Baru dengan Tujuan Membantu Melawan Agresi China ke Taiwan

Diplomat Taiwan di Washington mengatakan kalau Taiwan sedang melakukan komunikasi dengan administrasi Biden dengan tujuan melawan serangan China. Untuk saat ini, demokrasi dari pulau ini yang menjadi alasan AS sangat mendukung kemerdekaan Taiwan.

Hsiao Bi Khim, sang diplomat mengatakan kalau “Kami sedang mencari kebijakan yang berbeda untuk jadi respon terhadap ancaman China. China telah melakukan ekspansi militer, provokasi, serangan siber, dan intervensi ekonomi di Taiwan, dan ini yang akan dihindari,”

Sanksi mungkin menjadi salah satu taktik yang akan dilakukan oleh administrasi Biden untuk melawan intervensi partai komunis China di Taiwan. AS akan melakukan segala cara untuk membantu melawan agresi China ke Taiwan, termasuk dengan bantuan militer.

US Taiwan Policy Act adalah yang sedang dibahas oleh parlemen AS serta administrasi Biden yang lain. Ini akan menjadi bantuan Taiwan di segi pertahanan dan membantu hubungan diplomatik agar semakin erat. Kemungkinan besar, China akan panik akan kebijakan ini.

Relasi China dan Rusia semakin erat, dan ini juga yang membuat Taiwan semakin panik. Dari Taiwan, mereka mengatakan kalau ini akan menjadi ancaman perdamaian global. Sehingga ini juga yang mengundang Uni Eropa dan AS untuk melawan agresi China ke Taiwan.