Sistem E-Voting Pemilu

Pasti Anda yang ada di Indonesia belum membayangkan jika melakukan pemilihan umum dengan internet sistem e-voting pemilu. Bagi masyarakat tanah air, tentunya masih asing dengan hal ini.

Namun ternyata metode pemilihan online ini sudah dilaksanakan di beberapa negara luar. Bahkan Indonesia sudah pernah menggunakan secara serentak pemilihan umum kepala desa (pilkades) di 155 desa tahun 2021 lalu.

Metode evoting atau elektronik voting ini sendiri merupakan cara yang digunakan untuk mengambil, mencatat, hingga menghitung suara. Di mana hal itu dihitung pada sebuah pemilihan umum memakai perangkat elektronik.

Umumnya pada elektronik voting dilakukan dengan memanfaatkan perangkat elektronik seperti smartphone atau komputer. Tentunya perangkat tersebut dilakukan melalui web standar kepemerintahan, jadi tidak dapat sembarangan begitu saja.

Ada juga menggunakan metode ini membuat kemungkinan melakukan pemilu langsung di tempat tinggal masing-masing. Sejumlah negara memanfaatkan metode ini karena memang memberikan banyak manfaat untuk penggunanya sendiri.

Keuntungan Menggunakan Sistem E-Voting Pemilu

Salah satu keuntungan menggunakan sistem e-voting pemilu ini ialah dapat menghemat pengeluaran. Termasuk pengeluaran dalam hal sumber daya dan memakai metode ini ketika perhitungan dan pemrosesan dapat lebih rinci.

Ada dua jenis evoting yang dapat Anda lakukan pertama dengan metode optical scan voting. Di mana cara ini menggunakan kertas untuk pemilih dan hasilnya nanti direkam menggunakan cara digital.

Metode itu harus memberikan surat suara yang dapat discan menggunakan optic dan desainnya rumit dengan biaya mahal. Bahkan cara ini sering kali terjadi kesalahan menghitung di mesin scannya.

Ada pula direct recording elektronic dengan merekam suara via tampilan voice yang dilengkapi komponennya. Selain itu juga internet voting dilakukan secara online menggunakan komputer dan langsung tersambung.

Negara Pengguna Sistem E-Voting Pemilu

Jika Anda sudah tahu beberapa jenis voting elektronik via online, maka ketahui beberapa negara yang telah menggunakannya. Berikut ini 5 negara yang sudah menerapkan cara ini:

  1. India

Ketika mengadakan pemungutan suara memang sering sekali terjadi kerusuhan dan masalah. Seperti kecurangan surat suara palsu serta harganya cukup mahal, sehingga harus mengeluarkan banyak biaya.

Hal itu membuat komisi pemilihan umum (pemilu) membuat elektronik voting di sebuah mesin atau evm. Inovasi tersebut langsung dirancang oleh electronic corporation of india dan bekerja sama dengan komisi pemilu.

Vote menggunakan online ini lebih gampang dijalankan, sederhana, dan tidak rawan manipulasi. Bahkan dapat digunakan untuk jangka beberapa waktu tertentu, jadi dapat menghemat pengeluaran juga.

Walaupun dijalankan bertahap, tetapi kini sudah mulai membaik di pemilihan nasional dan majelis tahun 2004. Lebih dari seribu EVM digunakan dan selama beberapa hari pengambilan suara disebarkan.

  1. Brazil

Selanjutnya sistem e-voting pemilu di negara ini mulai dikenalkan tahun 1996 tepatnya di Santa Catarina. Metode tersebut mulai resmi dipakai tahun 2002 dan menyebarkan sebanyak 400 ribu mesin evoting.

Manfaat yang sangat terasa saat menggunakan cara ini ialah dapat melakukan perhitungan lebih cepat hanya cukup beberapa menit. Itulah mengapa dipakai sampai sekarang.

  1. Estonia

Metode ini mulai digunakan secara legal Oktober 2005 dan dalam skala besar 3 Maret 2007. Selama dua hari pemilu diadakan dan sebanyak 30 ribu lebih orang memanfaatkan hak pilihnya via internet.

  1. Prancis

Tahun 2007, partai union for a popular movement mengadakan pilpres dengan sistem e-voting pemilu. Layar sentuh disediakan di 750 TPS dan 230 ribu suara sudah masuk dan mewakili 70% daftar pemilihnya.

Sebelumnya pemilu dengan cara online dilakukan kali pertama tahun 2003. Ini membantu warga negara Prancis di luar negeri dapat melakukan pemilihan dengan gampang dan lebih dari 60% menggunakan sistem online.

  1. Filipina

Kali pertama dilakukan pemilihan online tahun 2010 dan menggunakan sistem optical scan voting. Sebesar 160 dolar amerika digunakan pemerintah untuk mengadakan pemilihan via internet ini.

Termasuk memberikan mesin e-voting, genset, server, printer, baterai, memory card, serta pelengkapan transmisi satelit. Namun pelaksanaannya tidak seperti yang dibayangkannya dan dilaporkan gagal pada kartu memorinya.

Saat dicoba lagi tahun 2010 , dari 82 ribu mesin, 400 yang tidak berfungsi. Sebagian besar pemilih mengeluh karena harus antre lebih panjang dan memerlukan waktu lama dalam mempelajari teknologi terbaru.

Dengan mengetahui banyaknya kelebihan dari menggunakan metode pemilihan ini. Maka Negara Indonesia dapat menerapkan sistem e-voting pemilu, namun harus tetap memperhatikan juga kelemahan dan sumber dayanya.