Berikan Senjata ke Ukraina

www.mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina, Pope Francis sebut kalau berikan senjata ke Ukraina itu bukan sesuatu yang salah, dan secara moral itu diperbolehkan. Petinggi Vatikan ini juga menyebutkan kalau agresi Rusia ini sudah berlebihan dan perlu ada penanganan.

Sekarang, Pope Francis banyak mengangkat tentang isu moral, dan ini baru saja ia sampaikan hari Kamis semalam. Dia mengatakan kalau negara yang menyediakan senjata untuk Ukraina untuk melindungi negaranya. Terkhusus karena agresi militer yang sudah berbahaya.

Menurut Pope Francis, self-defense adalah hal yang sangat penting. Dia mengatakan kalau ini memang tidak sesuai dengan hukum, tetapi akan bagus untuk memberikan ekspresi untuk kecintaan terhadap negara. Sehingga dialog dengan Rusia akan jadi sesuatu yang penting.

Francis mengatakan ke reporter kalau persediaan senjata ke Ukraina ini memang adalah suatu keputusan politik. Sementara itu, Francis mengatakan kalau itu adalah satu tindakan yang tidak bermoral untuk menjual senjata ke Rusia, meskipun itu sudah tidak digunakan lagi.

Pope Francis yang di Sebut Berikan Senjata ke Ukraina Tetap Akan Berhubungan dengan Rusia

“Ini bisa jadi sesuatu yang tidak bermoral untuk dilakukan dengan niatan untuk menyebabkan perang lain atau menjual senjata yang tidak lagi digunakan,” ucap Pope Francis. Rencana dari Vatikan adalah untuk tetap menyelenggarakan dialog atau percakapan dengan Rusia.

Francis mengatakan kalau perang Rusia dengan Ukraina telah berlangsung lama, dan saat konferensi pers di Kazakhstan, Francis mengatakan kalau peran antagonis Rusia tetap jadi sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Tetapi mau tidak mau, ini harus tetap dilakukan.

“Saya tidak mengecualikan dialog dengan pihak yang terlibat di perang ini, meskipun adalah sang agresor atau pemicu perang. Itu memang “berbau”, tetapi Anda harus melakukannya. Harus mengambil langkah ke depan karena ini adalah alasan masuk akal untuk berdamai,”

Dalam konferensi pers itu juga hadir delegasi dari Rusia, dan Pope Francis ingin meluruskan seluruh argumen dari presiden Rusia, Vladimir V. Putin. Sementara itu, ada juga wakil resmi dari Ukraina. Di akhir itu, Pope secara explicit menyalahkan Rusia selama konflik itu juga.

Di Sela-Sela Pembahasan Tentang Berikan Senjata ke Ukraina, Pope Francis Juga Menyinggung Tentang Perang dan Agama

Mengenai perang dan invasi Rusia di Ukraina, Francis menantang para pemimpin yang hadir di konferensi di Kazakhstan untuk bersatu dan mendorong perdamaian. Pope Francis juga mengatakan ke hirarki ortodoks Rusia kalau agama juga tidak bisa jadi dukungan perang.

Di dalam konferensi itu, hadir 80 imam, patriarki, dan pemuka agama lain, sehingga Pope Francis menyinggung tentang perang dan agama. Dalam kongres itu juga sebelumnya gagal bulan lalu, dan invasi Rusia secara tidak langsung menyinggung tentang isu ideologi global.

Bersama Presiden Kazakh, Kassym Jomart Tokayev, dia membuka konferensi itu untuk publik dari semua agama, mulai dari Muslim, Kristen, Yahudi, Buddha, Tao, dan kepercayaan lain. Sehingga ini dilakukan untuk mendukung dialog antar agama demi tujuan perdamaian.

“Jika sang kreator, untuk mendukung kehidupan kita, ini adalah sifat wajib manusia. Bagaimana jika bisa melakukan destruksi atau penghancuran pada kehidupan?” tanya Pope Francis. Dia menjelaskan ini juga untuk dialog dan negosiasi perdamaian secara global.

Agenda selanjutnya, petinggi Vatikan ini mengatakan akan bertemu dengan perwakilan China, terkhusus presiden Xi Jin Ping. Agenda ini juga karena kedua petinggi ini sedang ada di ibu kota Kazakh. Tetapi sayangnya, menurut sumber Vatikan, waktu China sedang tidak pas.

Sumber mengatakan kalau Vatikan menciptakan program “ekspresi ketersediaan”. Selain itu, sisi China mengatakan kalau akan menghargai semua gestur yang datang. Kongres dengan petinggi negara di Kazakh ini juga mendapatkan perhatian global dan kontestasi publik.

Berbicara ke reporter yang menemaninya selama ke Kazakh, Pope Francis mengatakan kalau masih belum ada kabar lanjutan mengenai pertemuan dengan China. Tetapi Pope berkata kalau dia selalu siap untuk pergi ke China, terlepas dari hubungan buruk Vatikan China.

Secara historis, hubungan Vatikan dan China sebenarnya tidak dekat dan bahkan bisa dibilang rendah. Argumen mengenai hubungan mereka itu juga karena konflik Ukraina Rusia. Pope Francis sebut kalau berikan senjata ke Ukraina itu sebenarnya diperbolehkan secara moral.