Mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Para pengamat menilai perang Rusia Ukraina mulai mereda, terutama setelah Rusia mulai menarik kembali pasukannya. Moskow telah menarik pasukannya dari wilayah Kharkiv timur Ukraina setelah Kyiv melakukan serangan balasan kilatnya dan mengumumkan keuntungan territorial yang sangat besar.
Dilansir dari MSN News pada 11 September 2022, separatis yang didukung Rusia juga mengungkapkan bahwa pasukan Moskow sedang berperang dengan sulitnya menghadapi pasukan Kyiv terutama di beberapa bagian wilayah Donestsk timur.
Pertempuran antara pasukan Moskow dengan pasukan Ukraina sebenarnya didominasi oleh Moskow, hanya saja pengumuman tentang kemunduran Rusia serta klaim Rusia yang telah memasuki kota Kupiansk akan menghadirkan perubahan signifikan dalam dinamika medan perang.
Berdasarkan keterangan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Pasukan Ukraina telah membebaskan Vasylenkovo dan Artemivka di wilayah Kharkiv. Zelensky juga secara tegas mengungkapkan dalam pidatonya bahwa tidak ada tempat bagi penjajah di negaranya.
“Di beberapa hari terakhir ini, tentara Negara Rusia telah menunjukkan pada kami sisi terbaiknya, (sisi punggungnya). Tidak berada tempat di Ukraina untuk penjajah. Tidak akan pernah ada”, tutur Volodymyr Zelensky dalam pidatonya.
Para pengamat melihat pasukan Kiev akan membuat kemajuan dan mendapatkan keuntungan lebih lanjut di wilayah Kharkiv yang berbatasan dengan wilayah Rusia. Selama ini wilayah tersebut memang dikendalikan oleh Rusia yang terus ditembaki oleh artileri beberapa waktu terakhir.
Pasukan Ukraina Membuat Kemajuan dalam Perang Rusia Ukraina
Beberapa bulan terakhir, banyak gambar – gambar yang menghiasi media sosial tentang aksi pasukan Ukraina di dalam kota yang mulai bergerak membebaskan desa – desa. Hal ini juga yang membuat pengamat menyimpulkan tentara Moskow sudah mundur dari Ukraina.
“Pasukan Ukraina maju di Ukraina timur, membebaskan lebih banyak desa dan kota – kota. Keberhasilan ini merupakan buah dari keberanian pasukan Ukraina serta dukungan dari militer Barat”, ungkap juru bicara kementerian luar negeri Oleg Nikolenko.
Pemandangan seperti asap mengepul sudah menghiasi banyak desa desa Ukraina yang berasal dari misi penjinakan ranjau oleh tim dari Layanan Darurat Negara Ukraina. Desa – desa tersebut meliputi desa Hryhorivka, wilayah Zaporizhzhia, dan wilayah lainnya.
Media menyebutkan bahwa pada musim kali ini, para petani tidak hanya membutukan bahan bakar dan pupuk, melainkan juga jaket anti peluru dan ranjau akibat perang Rusia Ukraina tersebut. Jaket anti peluru ini fungsinya agar bisa terlindung dari aktivitas bersih – bersih ranjau yang banyak tersebar di ladang mereka.
Juru bicara kementerian luar negeri Oleg Nikolenko menuturkan Ukraina tetap membutuhkan bantuan senjata untuk memperjuangkan perdamainan di negaranya.
“Sangat penting agar terus mengirimkan senjata ke Negara Ukraina. Mengalahkan Rusia saat di medan perang artinya memenangkan perdamainan di Ukraina” tutur Oleg Nikolenko. Meski kekuatan tempur Ukraina kalah telak di banding Rusia, serangan balasan yang dilancarkan tampaknya memperlihatkan pasukan Rusia yang tengah lengah.
Pasukan Ukraina Merebut Garis Depan
Dilansir dari laporan wartawan AFP, tampak sebuah desa yang berhasil direbut kembali oleh Ukraina. Di desa tersebut tiang – tiang digulingkan dengan kabel yang tergeletak di tanah. Tampak juga banyak rumah hancur berkeping – keeping.
Kota Balakliya yang sudah berhasil direbut kembali dalam perang Rusia Ukraina tersebut juga menunjukkan kondisi yang relative sama. Wartawan AFP menemukan baju besi Rusia yang tergeletak begitu saja, dan pada baju besi tersebut, terhadap lukisan huruf “Z” yang menyimbolkan invasi Rusia.
Seorang juru bicara menuturkan kepada wartawan AFP bahwa pasukan Ukraina sudah banyak yang menguasai bagian – bagian garis depan selatan. Kantor berita Rusia juga baru – baru ini melaporkan terjadi enam ledakan besar di Nova Kakhovka, yang merupakan kota yang dikuasai oleh pasukan Moskow di wilayah Kherson selatan.
Di wilayah Donetsk timur, situasinya juga tidak jauh berbeda. Denis Pushilin yang merupakan pemimpin pemberontak mengungkapkan situasi di kota Lyman menjadi semakin sulit dikuasai. Pertempuran sengit juga diungkapkan terjadi di banyak daerah, terutama di bagian utara kota tersebut.
Meski pasukan Ukraina sudah banyak melancarkan serangan balasan yang efektif, pasukan Moskow masih tetap dominan di beberapa wilayah. Oleg Synegubov menuturkan bahwa pasukan Rusia banyak melakukan penembakan menyebabkan banyak korban berjatuhan.