Mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Aksi penolakan kenaikan harga BBM masih terus dilakukan. Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang sering disebut dengan PB PMII menyatakan, bahwa mereka akan melakukan aksi demo.
Setelah kemarin ada persatuan dari BEM Indonesia, kini PMII beraksi. Mereka menjadwalkan akan melakukan demo di depan Istana pada Senin, 5 September 2022. Ini adalah bentuk respons masyarakat atas kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat.
Seperti yang diketahui, Sabtu kemarin sekitar pukul 3, harga BBM tiba-tiba dinaikkan. Pertalite yang awalnya hanya Rp. 7.500 kini berubah menjadi Rp. 10.000 mengikuti pertamax dan lainnya. Tentu hal ini langsung mengundang aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Perkiraan Situasi Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM
Abdullah Syukri, selaku Ketua PMII menyatakan bahwa kira-kira demo atas penolakan kenaikan harga BBM diperkirakan akan dihadiri oleh 2 ribu orang. Demo ini memang harus dilakukan demi kepentingan bersama.
Aksi protes ini ditujukan agar pemerintah tahu bahwa menaikkan harga BBM itu kurang tepat di tengah kondisi masyarakat yang sedang sulit. Memang pemerintah sama sekali tidak mempertimbangkan hal itu.
Abdullah Syukri mengatakan bahwa mereka akan melakukan aksi dengan turun ke jalan di berbagai daerah.. Mereka juga tidak segan akan turun aksi di depan istana. Diperkirakan akan ada 2,000 kader yang akan dikerahkan ke jalanan.
Ketua MPII memang menegaskan bahwa aksi demo penolakan kenaikan harga BBM akan dilakukan oleh kader-kader di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pamflet telah disebarkan sebelumnya di media sosial. PB PMII menyebutkan 4 tuntutan yang akan mereka lakukan saat melakukan aksi turun ke jalan, yaitu :
- Pertama, mereka akan menolak secara tegas mengenai kebijakan menaikkan harga bbm yang bersubsidi.
- Kedua, mendesak pemerintah untuk serius dan melakukannya secara sungguh-sungguh dalam memberantas mafia BBM.
- Lalu yang ketiga, mendesak pemerintah untuk menerapkan subsidi BBM tepat sasaran. Zkarena sejauh ini memang sudah banyak penyelewengan yang terjadi.
- Dan untuk yang keempat, aksi demo Senin ini juga mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam penyaluran BBM bersubsidi.
Kenaikan harga BBM ini memang mempengaruhi masyarakat dari berbagai kalangan. Apalagi, kenaikannya tidak tanggung-tanggung, sekitar Rp. 2.000 setiap jenis BBM.
Hal itu memancing masyarakat melakukan aksi protes. Dan mahasiswa sebagai perwakilan masyarakat akan langsung turun ke jalan.
LSI Menyebutkan, Setengah Masyarakat Indonesia Menolak Kenaikan BBM
Adanya aksi protes mengenai penolakan kenaikan harga BBM itu diperkuat dengan pernyataan dari LSI. Pihak LSI melakukan survei mengenai fenomena kenaikan BBM.
Hasil survei dari LSI menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menolak adanya kenaikan BBM. Direktur Eksklusif dari LSI, yaitu Djayadi Hanan juga menyertakan pernyataannya.
Ia mengatakan bahwa sebesar 58,7 % masyarakat Indonesia memang menolak adanya kenaikan BBM. Meski nanti jika tidak dinaikkan akan berpotensi membebankan hutang pemerintah.
Menurut Djayadi, memang adanya kenaikan harga BBM bukanlah kebijakan populer yang ada di tengah masyarakat. Malah justru membuat masyarakat menjadi lebih sengsara.
Khususnya para pekerja di bidang transportasi, mereka merasa berat. Menaikkan tarif juga membuat pelanggan menjadi kurang minat untuk naik. Serba salah jadinya.
Meski begitu, Djayadi juga belum melakukan survei mengenai tingkat kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo setelah menaikkan harga pada BBM.
Djayadi mengungkapkan, harus menunggu respon masyarakat nantinya melihat Pretalite dan solar mengalami kenaikan harga. Dari sana, apaklah nanti memberikan dampak negatif atas kepuasan kinerja dari presiden.
Sebenarnya survei ini sudah dilakukan dari tanggal 13-21 bulan Agustus ini terhadap 1.220 responden perwakilan antara umur 17 tahun atau yang sudah menikah. 1.220 responden tersebut mewakili populasi pemilih secar nasional.
Menggunakan metodologi survei multistage random sampling, hasilnya dengan margin of error 2,9 % pada tingkat kepercayaan sebesar 95 %.
Meski begitu, Djayadi juga mengungkapkan bahwa terdapat 26,5 persen mengaku setuju atas kenaikan BBM agar mengurangi beban APBN.
Sebelumnya memang Presiden Jokowi mengatakan akan melakukan kenaikan harga BBM per 1 September. Tapi baru dilaksanakan Sabtu kemarin. Dan Senin ini, akan ada aksi demo serentak dari PB PMII mengenai penolakan kenaikan harga BBM.