www.mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Gelombang panas Eropa terus mengalami kenaikan di beberapa negara, salah satu yang paling signifikan terjadi di negara Prancis. Dilasir dari AFP, pada Selasa 13 September 2022 Prancis mencatatkan rekor dengan gelombang panas tertinggi.
Badan Cuaca Prancis Mateo France pada Selasa 13 September 2022 mengungkapkan suhu panas mencapai 102,4 derajat Fahrenheit atau setara dengan 39,1 derajat Celsius. Suhu tertinggi tersebut menimpa wilayah Mont-de-Marsan, Landes dan juga di Dax terdekat.
Naiknya suhu di Prancis secara signifikan ditenggarai oleh gelombang panas yang sedang naik di Maroko. Hampir sebagian besar negara negara Eropa memang tengah diterpa oleh gelombang panas. Bahkan bencana ini sudah merenggut banyak korban jiwa.
Sebelumnya di Prancis, suhu tertinggi yang pernah tercatat hanya sebesar 37,5 derajat Celcius yang terjadi di kota regional Bordeaux pada tahun 1987. Wilayah Pyrenees di Tarbes juga mencatatkan suhu tertinggi yakni mencapai 37,2 derajat Celcius.
Padahal catatan suhu tertinggi di wilayah tersebut hanya sebesar 35,8 derajat Celcius, yang terjadi pada tahun 1964. Peramal cuaca secara tegas mengungkapkan bahwa gelombang panas tersebut merupakan pengaruh dari Maroko serta topan pasca-tropis Danielle dari pantai Portugal.
Prancis Alami Tiga Gelombang Panas Eropa dalam Setahun
Prancis termasuk salah satu negara Eropa yang mengalami gelombang panas yang tingkat kenaikannya relative tinggi. Tercatat dalam beberapa bulan terakhir, terdapat tiga gelombang panas yang terjadi antara bulan Juni dan Agustus.
Diperkirakan gelombang panas tersebut datang dari depresi udara yang saat ini tengah menimpa Samudra Atlantik. Para ilmuan juga sepakat bahwa gelombang panas yang menimpa negara – negara Eropa dipicu oleh perubahan iklim yang semakin cepat.
Pada musim panas tahun 2022, Prancis mencatatkan rekor terpanas (kedua) yang rata – rata kenaikan suhunya sekitar 2,4 derajat Celsius. Hal ini juga menjadi pemicu utama banyaknya kasus kebakaran hutan sekala besar di negara – negara Eropa, dan juga kekeringan.
Baru – baru ini, di daerah Saumos, penggir barat Bordeaux, juga terjadi kebakaran hutan besar. Petugas pemadam kebakaran bahkan harus melakukan evakuasi terhadap warga local untuk mencegah terjadinya korban akibat kebakaran hutan tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, kebakaran hutan yang menimpa banyak wilayah Prancis telah menghanguskan sekitar 350 hektar (870 hektar), dari 30 ribu hektar lahan yang terbakar. Hal ini jelas menimbulkan banyak kerugian di Prancis serta memicu timbulnya berbagai masalah lain.
Meski demikian, para ahli cuaca di Prancis memperkirakan bahwa gelombang panas Eropa ini tidak akan bertahan lama, sebagaimana yang terjadi pada musim panas lalu. Hal ini juga terlihat dari penurunan suhu yang terjadi sejak pertengahan minggu lalu.
Meski demikian, pada hari Selasa tercatat suhu panas di angka 30 derajat Celsius sebelum kembali turun ke angka normal pada akhir pekan nanti. Meteo-France juga memprediksikan bahwa di beberapa deerah Prancis, seperti lembah Rhone akan mengalami hujan lebat yang disertai dengan badai lebat.
Prancis Berpotensi Diterpa Badai Bandang
Selain mengalami gelombang panas Eropa yang mencatatkan rekor tertinggi, negara Prancis juga diprekdiski akan menghadapi badai dan ancaman banjir bandang. Hal ini terjadi akibat dampat gelombang panas dan juga kekeringan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Terbukti penurunan gelombang panas dipengaruhi oleh hujan badai yang dialami beberapa wilayah Prancis. Hanya saja hujan deras tersebut menimbulkan genangan air yang telah telah terjadi di beberapa area penting, seperti stasiun kereta bawah tanah yang menyebabkan kemacatan lalu lintas.
Hujan deras tersebut juga disertai dengan angin kencang dengan kecepatan sekitar 100 km per jam. Ramalan Cuaca di Prancis memperingatkan potensi hujan badai yang akan menimpa sebagian besar wilayah Prancis.
Potensi hujan deras yang menimpa wilayah Prancis tersebut memang memberikan sedikit keuntungan karena membantu proses pemadaman kebakaran hutan yang menimpa banyak wilayah Prancis. Sebelumnya dikabarkan bahwa sejumlah api terus berkobar di bagian barat daya Prancis, yang menghabiskan ratusan hektar hutan tersebut.
Selain Prancis, Inggris juga menjadi salah satu negara yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem, yang disebut para ahli pengaruh dari perubahan iklim tersebut. Gelombang panas Eropa yang disertai dengan cuaca ekstrem merupakna imbas dari perilaku manusia.