demokrat kritik kenaikan BBM

www.mediaberitaindonesia.com, Jakarta – Partai Demokrat kritik kenaikan BBM yang kini telah terjadi sejak Sabtu lalu. Andi Arief, selaku Badan Pemenangan Pemilu dari Partai Demokrat memang mengkritik atas kebijakan terbaru Presiden Jokowi yang menaikkan harga BBM.

Atas kenaikan tersebut, kini harga Pertalite yang awalnya sekitar tujuh ribuan, berubah menjadi Rp. 10.000, kemudian Pertamax menjadi 14.500 dan Solar Rp. 6.800 per liternya. Banyak yang protes mengenai hal ini.

Mahasiswa juga sempat melakukan protes beberapa kali atas kebijakan tersebut. Tidak salah bila demokrat kritik kenaikan BBM juga. Andi menilai, jika kebijakan yang telah diberikan itu sudah melewati batas.

Demokrat Kritik Kenaikan BBM, Ada Pengalihan Subsidi

Sejak rencana kenaikan BBM masih menjadi pembicaraan, sudah banyak pihak yang protes. Tapi memang kebijakan tersebut tetap dilaksanakan. Bahkan, demokrat kritik kenaikan BBM saat masih menjadi wacana.

Andi Arief mengatakan bahwa kebijakan tersebut sudah melewati batas. Sangat bertolak belakang sekali dengan tujuan untuk menyejahterakan rakyat. Ini malah berujung pada penyengsaraan rakyat.

Kepada CNN Indonesia, Andi mengatakan bahwa pemerintah sudah cros the line, melewati garis. Kebijakan seperti ini, entah bagaimana respon rakyat. Ia mengaku, jika dari partai Demokrat sebenarnya sudah menolak ini semua.

Andi mengatakan pendapatnya bahwa adanya kenaikan harga BBM dengan wacana pengalihan subsidi hanyalah bahasa halus. Intinya, ada maksud terselubung dari kebijakan ini.

Andi berpendapat jika kenaikan harga BBM ini hanyalah pengalihan saja jika pemerintah ingin mencari dan mengambil modal Anggaran dan Pendapatan Belanja negara dari uang rakyat.

Kasarannya, Negara yang ingin melakukan perbelanjaan, tapi justru malah mengambil dari uang rakyat. Itu sudah melanggar misi penyejahteraan rakyat yang sering pemerintah serukan.

Itulah mengapa demokrat kritik kenaikan BBM. Tidak hanya dari partai demokrat saja, Mantan Aktivis Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) juga berpendapat.

Mereka berpendapat dan menyinggung bahwa istilah pengalihan subsidi yang dipakai pemerintah, selama ini dinikmati oleh oleh orang yang berkecukupan merupakan argumen fiksi.

Sebab ia juga menilai berdasarkan hukum produksi, di mana jika menaikkan ongkos produksi, hal itu akan berdampak pada kenaikan harga bahan-bahan pokok lainnya di pasaran.

Adanya fakta tersebut, tentu seluruh lapisan masyarakat juga ikut terna dampak dari kebijakan yang baru itu.

Andi juga berpendapat bahwa rakyat mencurigai bahwa kebijakan ini bukan untuk menyejahterakan rakyat. lebih mengarah uangnya untuk membangun proyek-proyek mercusuar di Ibu Kota dan lain sebagainya.

Para Mahasiswa yang Berdemo di DPR Juga Dibubarkan

Tidak hanya demokrat kritik kenaikan BBM, tapi memang mahasiswa yang menjadi garda terdepan untuk mengemukakan aspirasi rakyat juga berdemo. Kali ini mereka melakukannya di depan gedung DPR.

Akan tetapi, menjelang petang, kemarin, Selasa, 6 September 2022, puluhan mahasiswa yang melakukan aksi demo menolak harga BBM membubarkan diri di depan gedung DPR.

Jika menurut pantauan, massa membubarkan diri dari sana mulai pukul 17:00 WIB. Setelahnya, para aparat yang menjaga demo tersebut juga mulai mencabut kawat berduri.

Memang saat rombongan mahasiswa datang, kawat berduri tersebut telah terpasang di sekitar pagar kompleks parlemen. Sementara itu, petugas penanganan sarana dan prasana, mulai membersihkan sampah di area tersebut setelah dipakai untuk aksi demo.

Tapi ternyata itu bukan akhir. Karena mahasiswa juga melakukan aksi lanjutan tapi tanpa melakukan tindakan-tindakan yang provokatif.

Mereka hanya membakar sampah saja. Itu juga langsung padam. Jadi, tidak terlalu membahayakan orang sekitar dan tidak ada kericuhan.

Dalam aksi tersebut, para buruh juga bergabung dengan mahasiswa. Mereka kompak menyerukan penolakan kenaikan harga BBM. Mereka menolak dengan kebijakan tersebut dan dinilai kurang tepat.

Bagaimana juga, masyarakat perekonomiannya belum pulih setelah pendemi covid yang terjadi selama 2 tahun. Sangat tidfak tepat, ketika pemerintah menaikkan harga BBM sekarang ini.

Massa buruh dalam aksi demonya juga menyuarakan agar DPR membentuk panitia kerja. Dengan tujuan, merespon kebijakan pemerintah itu.

Jika rakyat tidak bersatu, maka pemerintah bisa melakukan kebijakan lain yang di luar batas. Untuk itulah dengan tegas demokrat kritik kenaikan BBM sebab, dirasa kurang tepat dan sudah keterlaluan.