Site icon Media Berita Indonesia – Berita Terkini Hari Ini, Kabar Akurat Terpercaya

Bertemu 4 Mata, Putin dan Xi Jinping Makin Klop

Putin dan Xi Jinping

Presiden Putin dan Xi Jinping akan bertemu di Uzbekistan pada pekan depan. Hal yang tentu cukup mengejutkan di mana Xi tidak pernah melakukan lawatan ke luar negeri sejak awal pandemi Covid-19 berlangsung.

Menurut Andrey Denisov dubes China, Rabu (7/9) “Dalam waktu kurang sepuluh hari, pemimpin Kami bakal bertemu di Konferensi tingkat tinggi organisasi Shanghai (SCO).” Mengindikasikan bahwa isu tersebut benar.

Pertemuan ini akan membahas isu bilateral dan masalah internasional. Didukung dengan pernyataan dari Denisov “Kami merencanakan pertemuan serius antar pemimpin dengan tujuan kerjakan agenda bersama Shanghai.

Sementara itu meski Rusia sudah melakukan konfirmasi akan pertemuan Putin dan Xi Jinping. Kementerian luar negeri dari China masih belum melakukan konfirmasi terhadap hal tersebut. Meski begitu juru bicara China memberikan isyarat.

Juru bicara china mengatakan bahwa tidak ada informasi yang dapat disampaikan terkait isu tersebut. Jadi semua tergantung kepada Xi Jinping sebagai selaku pimpinan negara China.

Berbagai Upaya Putin dan Xi Jinping agar Makin Dekat

Sementara itu dari pihak kementerian dalam penyertaannya, menegaskan bahwa “Pemimpin Kami terus menjaga hubungan bilateral yang dekat satu sama lainnya”. Kondisi yang memang sedang terjadi betul saat ini.

AFP juga memberikan laporan bahwa SCO merupakan organisasi dari negara yang berkoalisi dengan China. Di mana tentu ada Putin dan Xi Jinping, India, Pakistan, Kazakhstan,Kirgistan, Uzbekistan, dan Tajikistan, berkoalisi membentuk SCO.

Namun dari organisasi ini ada dua negara yang saling membenci, di mana China dan India dari dahulu tidak akrab. Meski begitu tidak terbukti ada tada perpecahan di mana malah ada pertemuan SCO.

Tepatnya pada Uzbekistan yang merupakan salah satu anggotanya, menggelar pertemuan organisasi SCO pada tanggal 15 dan 16 September. Tepatnya di Kota Samarkand dari negara Uzbekistan.

Jika sampai pertemuan ini terjadi, Xi bakal melakukan lawatan pertamanya sejak Januari 2020, di mana kala itu Xi melawat ke negara Asean Myanmar. Sejak saat itu Xi lebih suka mengadakan pertemuan diplomatik virtual.

Sehubungan dengan hal itu, Rusia bakal menjalani pertemuan dengan SCO saat terkena sanksi dunia. Bahkan juga isolasi dari negara-negara barat plus USA karena serangan militer dari Rusia ke negara Ukraina.

Sejak saat itu Rusia terus di isolir oleh negara-negara barat .Tapi tidak masalah karena Putin memiliki senjata ampuh yakni minyak. Saat banyak yang melakukan isolir, Rusia mudah untuk memainkan minyak.

China sendiri mengambil sikap netral terhadap hal tersebut, tapi disisi lain Xi juga menentang adanya sanksi dan isolasi yang dijatuhkan terhadap moskow. Memang ini menunjukkan hubungan baik kedua belah negara.

Terbukti ditambah dengan adanya latihan militer bersama dari China Rusia. Putin dan Xi Jinping mengadakan kerja sama latihan bersama militer. Di mana China mengirimkan tiga cabang militernya untuk latihan bersama di Vostok.

Sepakat Beli Gas Rusia dan Sama-sama Tegang dengan Amerika

China sepakat untuk membeli gas dari Rusia dengan mata uang kedua negara. Tentu Rubel dan Yuan yang memang sedang turun ke kurs rendah. Sebab AS kembali mampu meningkatkan nilai kursnya.

Namun meski begitu dengan adanya kesepakatan antara kedua negara, memberikan indikasi bahwa Rubel dan Yuan pasti akan meningkat. Sehubungan dengan itu kedua negara juga sedang bersitegang dengan AS karena sikapnya.

Kabar terbaru bahwa ditengah permusuhannya dengan taiwan, China malah diejek oleh Nancy Pelosi dengan tindakan bilateralnya. Di mana Ketua DPR negara AS tersebut malah mengunjungi taiwan, jelas itu menyulut emosi Xi.

Kondisi ini secara tidak langsung membuat AS seakan-akan memberikan dukunan kepada Taiwan. Sebab memang Beijing beranggapan bahwa pula Taiwan memang miliknya, sehingga tidak akan menolerir tindakan dari Nancy Pelosi tersebut.

Sementara itu kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi pada Rusia dan AS. Memang sudah masalah lama tapi sampai sekarang Putin masih menganggap AS tidak pro terhadap tindakan militer dari Rusia.

Di mana saat terjadi perang Rusia Ukraina, Sikap AS malah memberikan bantuan persenjataan di Kyiv Ukraina. Jelas ini menunjukkan bahwa AS ingin melawan Rusia secara tidak langsung, meskipun memang tidak berperang.

China tampak ikut mendekat dengan Rusia, di mana tidak ada kecaman saat invasi Rusia tersebut. China juga mengkritik bantuan AS ke Kyiv, sehingga membuat hubungan Putin dan Xi Jinping makin klop.

Exit mobile version